9 Cara Terhindar Dari Bencana

Musibah terjadi sebagai peringatan dan pelajaran, agar tidak berkembang menjadi malapetaka lebih dahsyat. Penyebab utama musibah adalah telah dikhianatinya amanah. Penguasa yang seharusnya melindungi, mengayomi, dan menyejahterakan masyarakat, telah berubah dan menjadikan rakyatnya sebagai sapi perahan untuk memperkata diri dan kelompoknya.

Penyebab lain adalah hilangnya rasa malu dari sebagaian besar masyarakat. Pelecehan aurat kaum wanita terjadi di mana-mana, bahkan secara sengaja dipertontonkan di hadapan publik dan disebarluaskan berbagai media.

Menghadapi berbagai masalah sosial yang berat ini, diperlukan kekuatan moral untuk berpihak kepada kebaikan dan keadilan. Kekuatan moral ini harus terus disuarakan, untuk menahan laju kemaksiatan dan kebobrokan yang merajalela.

Sejarah telah menunjukkan, jika kelompok kecil ini konsisten, istiqomah, dan sabar, maka Allah SWT akan memberi pertolongan dan menjauhkan dari azab dan malapetaka.

Dalam agama, ada beberapa petunjuk yang dapat menyelamatkan dari bencana dengan izin Allah, antara lain;

Istighfar dan Tobat

Orang yang senantiasa beristighfar dan bertobat kepada Allah akan mendapatkan perlindungan Allah dari bencana. Hal ini sebagaimana Al-qur'an Surah Al-Anfal ayat 33.

Menyadari istighfar sebagai benteng penyelamat dari bencana, Nabi Adam dan Hawa begitu terusir dari surga dan diturunkan ke dunia, langsung bertobat kepada Allah dengan istighfarnya yang terkenal, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-A'raf ayat 23.

Meningkatkan Iman dan Takwa

Meningkatkan iman dan takwa merupakan benteng yang dapat menyelamatkan dari bencana dan membawa kepada kehidupan yang penuh keberkahan. "Kalau penduduk suatu negeri senantiasa beriman dan bertakwa, niscaya akan Kami bukakan bagi mereka pintu keberkahan dari langit dan bumi, namun apabila mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami akan menyiksa mereka karena tingkah laku mereka itu." (QS. Al-A'raf 96)

Menyukuri Nikmat Allah

Suatu negeri yang penuh keberkahan bisa berubah menjadi gersang, paceklik, dan dilanda kelaparan karena kufur terhadap nikmat Allah. Kewajiban syukur tidak ditunaikan.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surah An-Nahl ayat 112.

Menghindarkan Diri dari Hedonisme

Hedonisme yang hanya mengejar kemewahan materi dan hidup glamor (mabuk dunia) menimbulkan bencana yang menghancurkan suatu negeri. "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang suka hidup mewah (berfoya-foya) di negeri itu agar taat kepada Allah, tetapi mereka melakukan kedurhakaan (kefasikan) dalam negeri itu, maka sepantasnya berlaku pada mereka ketetapan hukum, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al-Isra:16)

Menegakkan Amar Makruf

Allah tidak akan menimpakan bencana atas suatu negeri apabila masyarakatnya punya kepedulian terhadap kebajikan dan melakukan perbaikan. "Dan tidaklah Tuhanmu akan membinasakan suatu negeri secara zalim sedang penduduk negeri itu senantiasa melakukan perbaikan (amar makruf)." (QS. Hud:117)

Mencegah Kemungkaran

Usaha mencegah kemungkaran di tengah masyarakat merupakan salah satu benteng yang akan menyelamatkan dari bencana.

Penjelasannya terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 78-79.

Menghilangkan Kezaliman

Kezaliman merupakan salah satu pemicu kemurkaan Allah karena Dia sangat membenci kezaliman. Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman, "Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman pada diri-Ku, dan Aku pun mengharamkannya untuk sesama kamu, maka janganlah kamu saling menzalimi." (HR. Muslim dari Abi Dzar Al-Ghifary)

Berdoa dan Berdzikir

Doa dan dzikir bisa menjadi benteng yang kokoh untuk melindungi diri dan masyarakat dari bencana. Menurut keterangan Ibnu Abbas, Rasulullah berdoa ketika menghadapi bencana. "Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyantun. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, Tuhan yang punyai Arsy yang Agung. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah pencipta dan pemelihara langit dan bumi, dan Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia" (HR. Muslim)

Bertawakal kepada Allah

Berserah diri dan bertawakal kepada Allah adalah jaminan kecukupan dan menghindarkan dari bencana. "Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah sincaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..." (QS. At-Thalaq:3)

Oleh: Dr. H. Tajuddin Pogo, MA
Sumber: Majalah Hadila Edisi 183
Foto: mediaindonesia