Hidup Dengan Semangat

Hidup Dengan Semangat - Wahai sahabat, sesungguhnya hidup kita di dunia ini cuma sekali, kesempatan tiada kan berulang, waktu tak kan bisa kembali, roda-roda zaman akan senantiasa berputar terus dan terus akan berputar.

Sahabat semua, kita paham betul akan hal ini, maka hidup kita yang sekali ini marilah kita jalani dengan semangat yang tinggi, semangat yang senantiasa berkobar di dalam diri, semangat untuk berkarya, mengukir sejarah dan semangat untuk mengabdi kepada illahi Rabbi. Bukankah kita diciptakan di dunia ini semata-mata untuk beribadah kepada-Nya? Bekerja adalah ibadah, belajar adalah ibadah, apapun aktivitas kebaikan kita, selama diniatkan untuk Allah insya Allah akan bernilai ibadah. Kita tentunya juga paham akan hal ini, tetapi semua itu memerlukan sebuah hasrat, sebuah semangat sebuah gairah sehingga kita bisa menikmati apa yang kita jalani.

Semangat itu laksana seekor burung yang terbang melayang cukup tinggi, ia tidak mau turun sebelum sampai pada tujuannya, apabila ia terbang rendah maka berbagai rintangan dari mana-mana akan menghampirinya, akibatnya ia tidak bisa terbang ke tempat yang tinggi lagi, tetapi ia akan tertarik pada tempat yang rendah dan semakin tinggi ia terbang semakin ia jauh dari hal-hal yang dapat menghalanginya, bagi seseorang cita-cita tinggi adalah lambang keberuntungannya, sebaliknya cita-cita rendah adalah lambang kerugiannya, begitulah semangat menurut seorang ulama besar Ibnu Qoyim AL-jauziah.

Wahai sahabat, seorang ulama juga pernah mengatakan bahwa himmah atau hasrat yang tinggi adalah sebuah pelopor dan pengantar amal, seorang shalih mengatakan “Jagalah himmah-mu, karena sesungguhnya himmah adalah pengantar segala sesuatu, barang siapa yang himmahnya baik dan ia jujur padanya niscaya amal-amal di belakangnya pun baik.

Sahabat, marilah kita jaga himmah kita, marilah kita mulai aktivitas kita dengan besarnya hasrat yang menyala-nyala di dada, himmah yang menggelora dalam jiwa, bukan saatnya kita terus merenungi segala kegagalan kita, tetapi tidak berusaha untuk bangkit memperbaikinya, berusaha membuat karya yang lebih baik lagi, bukan saatnya kita meratapi segala kesalahan –kesalahan kita tanpa ada upaya untuk bangkit untuk berazzam tidak mengulanginya, bukan saatnya kita menghabiskan terlalu banyak energi untuk meratapi itu semua.

Sahabat, marilah kita songsong hari esok dengan semangat baru, sungguh waktu tak akan kembali, hidup di dunia cuma sekali, akankah kita akan terus merugi karena tidak berusaha dengan maksimal dan bersemangat tinggi untuk beraktivitas sebagai upaya penghambaan kita kepada Allah?

“Demi masa sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, yaitu orang-orang yang senantiasa menasihati dalam kebenaran dan menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3)

Wallahua’alam bi showab.

 

 

Sumber : dakwatuna