Al-Quran Sebagai Obat Segala Macam Penyakit ?

Al-Qur'an adalah anugerah yang teragung dari sisi Allah Swt, bahkan melebihi keagungan diciptakannya manusia. Al-Qur'an memiliki banyak sekali manfaat bagi yang meyakininya. Dan di antara manfaat tersebut adalah dijadikannya Al-Qur'an sebagai obat yang bisa menyembuhkan. Bahkan ada beberapa ayat atau surah dari Al-Qur'an yang lebih dikhususkan sebagai obat penyembuh karena keutamaannya, seperti Surah Al- Fatihah, Al-Mu'awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas), ayat Kursi, dan lain-lain.

Allah Swt berfirman, "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang- orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al- Israa' : 82)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, ada beberapa pendapat dalam menafsirkan kata syifa pada ayat tersebut. Pertama, Al-Qur'an dapat menjadi terapi bagi jiwa seseorang yang dalam kondisi kebodohan dan keraguan. Kedua, Al-Qur'an membuka jiwa seseorang yang tertutup dan menyembuhkan jiwa yang rapuh. Ketiga, membaca Al- Qur'an juga menjadi terapi untuk menyembuhkan penyakit jasmani.

Hal yang sama juga dikemukakan Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Beliau menyatakan bahwa membaca Al- Qur'an dapat mengobati penyakit jasmani dan rohani seseorang. Tentunya jika hal itu benar-benar dilakukan dengan penuh keyakinan dan hanya mengharap keridaan Allah Swt. Al-Qur'an akan mengarahkan jalan terbaik untuk memaksimalkan eksistensinya, mengembangkan karakter baiknya, dan menjadikannya memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Terlebih lagi, seseorang yang mengakrabkan diri dengan Al-Qur'an, ia akan memperoleh syafaat darinya pada hari kiamat sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw, "Bacalah Al-Qur'an karena sesungguhnya pada hari kiamat ia akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membacanya." (H.R. Baihaqi)

Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa seseorang yang jiwanya sedang gelisah mendatangi Abdullah Ibn Mas'ud. Orang tersebut meminta nasihat kepada Ibn Mas'ud, terkait kondisi hatinya yang gelisah. Kemudian, Ibn Mas'ud menasihati orang itu untuk membaca Al- Qur'an, mendengarkan bacaan Al-Qur'an orang lain, mendatangi tempat di mana banyak orang membaca Al-Qur'an, dan memahami perintah Allah dalam Al-Qur'an. Setelah mengamalkan anjuran Ibn Mas'ud untuk bersahabat dengan Al-Qur'an, orang itu merasakan ketenangan jiwa, kejernihan pikiran, dan kesehatan jasmani.

Syekh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith juga menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat yang dimaksud di atas adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, "Dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah Saw dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, tetapi penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqiah karena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam. Di antara para sahabat lantas berkata, "Iya ada", Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqiahnya dengan membaca Surah Al-Fatihah. Pembesar tersebut pun sembuh. Lalu yang membacakan ruqiah tadi diberikan seekor kambing, tetapi ia enggan menerimanya dan disebutkan, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi Muhammad Saw. Lalu ia mendatangi Nabi Muhammad dan menceritakan kisahnya tadi pada Beliau. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqiah kecuali dengan membaca Surah Al-Fatihah." Rasulullah Saw lantas tersenyum dan berkata, "Bagaimana engkau bisa tahu Al-Fatihah adalah ruqiah ?" Beliau pun bersabda, "Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Akan tetapi yang harus sangat diperhatikan dan diingat di sini bahwa keberhasilan pengobatan dengan Al-Qur'an sangat terkait dengan keimanan. Jika tidak sembuh bukan Al-Qur'annya yang salah, tetapi keimanan orang yang menggunakan Al-Qur'an yang kurang. Bisa jadi ada orang yang terlihat saleh tetapi kita tidak tahu bagaimana keimanannya.

Al-'Allamah Abdurrahman as-Sa'di ra berkata, "Al-Qur'an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi hanya bagi kaum mukminin yang membenarkan ayat- ayat-Nya dan berilmu dengannya."

Oleh : Ustazah Nur Silaturohmah, Lc. ( Dosen Ma’had Abu Bakar Putri )

Sumber : Majalah Keluarga Hadila edisi 171

Foto : pexels-gr-stocks