Senyum bahagia terpancar dari wajah Wahyuni. Istri dari Suratman ini sangat senang ketika mendapat kunjungan dari tim Solo Peduli pada jumat (16/9).
Suratman adalah seorang difabel yang memiliki keterbatasan tidak bisa mendengar dan berbicara. Sehari-harinya beliau bekerja sebagai buruh lepas pembuatan paving block. Upah yang didapatkan memang tidak seberapa, namun Suratman sangat bersyukur karena dengan upah tersebut bisa menghidupi keluarga kecilnya. Disabilitas fisik yang diderita tidak membuatnya menyerah untuk memperjuangkan kehidupan. Beliau yakin bahwa setiap yang bernyawa pasti sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT.
Melalui program Benah Rumah Difabel, Solo Peduli kembali menyalurkan bantuan untuk renovasi rumah Suratman yang berada di Madoh Rt 4 Rw 7, Bolon, Colomadu, Karanganyar. Rumah lama beliau sudah tidak layak huni, reyot dan rawan ambruk. Dana yang diberikan pemerintah dari program Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tidak cukup untuk merenovasi rumah seluas 5x6 meter ini. Proses renovasi terpaksa dihentikan karena keluarga Suratman sudah tidak memiliki biaya untuk membayar tukang dan membeli bahan bangunan yang masih kurang.
"Sudah tidak punya biaya pak, terpaksa apa adanya dulu seperti ini," kata Wahyuni ketika ditemui oleh tim Solo Peduli.
Warga setempat yang melihat kondisi tersebut berinisiatif untuk mencarikan dana tambahan perenovasian. Harapannya dengan bantuan dari Solo Peduli ini bisa meringankan beban biaya renovasi rumah Suratman. Aamiin.
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian." (HR.Muslim)