SOLOPEDULI bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Boyolali resmi menyerahkan bantuan modal usaha kepada 10 penerima manfaat melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU). Acara serah terima dilaksanakan di Ruang Meeting Lantai 1 Kantor Pusat SOLOPEDULI, Selasa (16/9/2025), dengan dihadiri jajaran pejabat Kemenag, Kepala KUA Nogosari, perangkat desa, serta penerima manfaat.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Muhammad Miftah S.Ag., M.H. selaku Kepala Kemenag Kabupaten Boyolali, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Gara Zawa, Kepala KUA Kecamatan Nogosari Muhammad Muslih, S.Ag., M.Ag., CEO LAZ SOLOPEDULI Sidik Anshori, S.Sos.I., serta Kepala Desa Keyongan, Jeron, dan Sembungan Kecamatan Nogosari.
Modal Usaha Rp 5 Juta per Penerima Manfaat
Tahun 2025 menjadi tahun pertama SOLOPEDULI berpartisipasi dalam Program PEU yang digagas Kemenag RI. Pada tahap awal, 10 penerima manfaat dari Kecamatan Nogosari mendapatkan bantuan modal usaha masing-masing sebesar Rp 5.000.000. Adapun bidang usaha mereka meliputi peternakan domba (4 penerima), usaha mebel (2 penerima), warung kelontong (2 penerima), warung makan (1 penerima), serta pembuatan aksesori burung (1 penerima).
Program ini bertujuan memperkuat kemandirian ekonomi keluarga prasejahtera sekaligus meningkatkan peran zakat, infak, dan sedekah dalam membangun masyarakat sejahtera.
Harapan Adanya Program Pemberdayaan Ekonomi Umat
CEO SOLOPEDULI, Sidik Anshori, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dana zakat harus dikelola secara produktif untuk mendukung pemberdayaan.
“Dulu SOLOPEDULI pernah menginisiasi program pemberdayaan kambing, sekarang berkembang pada sektor pertanian, peternakan, hingga usaha kecil lainnya. Semoga program ini dapat menjadi solusi nyata dari problem ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Kepala KUA Nogosari, Muhammad Muslih, menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi, MoU, serta asesmen bersama SOLOPEDULI sebelum program berjalan.
“Kami akan melaksanakan pendampingan dan bimbingan bagi penerima manfaat. Keluarga sakinah akan terwujud jika ada ketahanan pangan, dan faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab terbesar perceraian. Karena itu, program ini juga menjadi upaya membangun ketahanan keluarga,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kabupaten Boyolali, H. Muhammad Miftah, S.Ag., M.H., menekankan pentingnya strategi dalam menjalankan usaha.
“Orang mukmin yang kuat imannya, ekonominya, ilmunya, dan kesehatannya lebih dicintai Allah daripada yang lemah. Karena itu, setiap penerima manfaat harus memiliki strategi usaha, mengenali kelebihan, serta menyadari kekurangan masing-masing,” pesannya.
Sinergi untuk Kemandirian
Melalui sinergi ini, Kemenag, SOLOPEDULI, dan KUA Nogosari berharap Program PEU dapat melahirkan keluarga yang lebih mandiri secara ekonomi, sekaligus menekan angka kerentanan sosial.