Kisah dari dua buah bibit tanaman yang terhampar di ladang luas dan subur. Suatu hari, terjadilah percakapan antara kedua bibit tanaman tersebut.
Bibit yang pertama mulai mengutarakan keinginannya pada temannya: "Suatu saat nanti aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akar-akarku agar kokoh menancap ke dalam tanah. Menjulangkan tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan mentari. Aku ingin merasakan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku. Wah betapa bahagianya aku."
Sementara bibit yang kedua juga mengutarakan keinginan hatinya: "Tidak. Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tahu apa yang akan ku temui di dalam sana. Bukankah di dalam sana itu sangat gelap. Jika kuteroboskan tunasku ke atas, aku takut keindahan tunasku akan hilang. Tunasku pasti akan terinjak, terkoyak dan rusak. Aku tidak ingin seperti ini. Aku tidak bisa bayangkan jika tunasku terbuka. Pasti siput-siput itu akan mencoba memakannya. Dan pasti, jika aku tumbuh nanti, anak-anak kecil akan mencabutku dari tanah. Tidak, aku lebih baik sabar menunggu semuanya aman dan nyaman. Itu lebih baik menurutku."
Kemudian keduanya melakukan apa yang telah menjadi harapan dan keinginannya. Bibit yang pertama itu tumbuh dan terus menjulang. Sementara bibit yang kedua menunggu dalam kesunyian, kesendirian dan kesepian. Suatu ketika, seekor ayam sedang mengais-ngais tanah, di tempat bibit kedua berada dan kemudian menemukan benih itu. Dan akhirnya, ayam tersebut memakannya!
Sahabat peduli,
Orientasi adalah bagaimana cara kita memandang suatu pola pikir kita. Kita hidup di dunia ini dengan sudut pandang tertentu, kita sadari ataupun tidak. Orang yang berpikir, akan memiliki sikap bahwa ia BISA, ia MAMPU, dan ia YAKIN akan sukses atau semacamnya. Maka ia akan bersikap dan bertindak sesuai apa yang dipikirkannya. Juga sebaliknya, mereka yang selalu berpikir tidak bisa, tidak mungkin, susah, gagal dan sejenisnya, makan akan bersikap sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Akibatnya, kegagalan yang akan diterimanya.
Kegagalan atau keberhasilan kita sangat dipengaruhi oleh orientasi kita. Bahkan bisa dikatakan, bahwa orientasilah yang palling bertanggung jawab terhadap dua hal tersebut. Orang yang berhasil telah memenuhi pikiran, jiwa dan raga mereka dengan orientasi keberhasilannya. Dan sebaliknya, mereka yang gagal adalah orang-orang yang menjejali pikirannya dengan kegagalan dan ketidakyakinan akan keberhasilan.
Begitu penting keberadaan orientasi, sampai Allah SWT juga akan "menempatkan" diri-Nya sesuai dengan orientasi hamba-hambaNya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Aku (Allah) selalu mengikuti sangka hamba-Ku. Aku selalu bersamanya selama ia ingat kepada-Ku. Bila ia ingat kepada-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun mengingatnya di dalam diri-Ku. Dan apabila ia ingat diriku di tengah-tengah rombongan, maka Aku pun mengingatnya dalam rombongan yang lebih baik daripada rombongannya." (HR. Bukhari & Muslim)
Oleh: Budi Hartono/Inspiring for Success