Seburuk apa pun perilaku seseorang, pastilah ia tetap memiliki sisi baik meskipun sedikit. Kalaulah kita bisa mendapatkan kunci kebaikan, tentu lebih baik.
Ada beberapa penjahat menyatroni rumah orang dan menjarah harta bendanya untuk diberikan kepada kaum papa dan anak yatim, atau disumbangkan untuk membangun masjid.
Ada orang yang tidak tahan melihat anak yatim mengerang kelaparan, lalu ia berzina untuk mendapatkan sesuap nasi pengganjal perut mereka.
Tidak sedikit orang yang telah membawa belati untuk membunuh, tetapi rintihan bocah kecil atau wanita meluruhkan niat hatinya. Belati pun ia lemparkan ke tempat yang jauh.
Jadi, perlakukanlah orang sesuai kebaikan yang engkau ketahui, sebelum engkau berburuk sangka pada mereka.
Di antara keluhuran budi Rasulullah saw. adalah memaafkan orang salah dan berbaik sangka pada pendosa.
Jika menghadapi pelaku maksiat, beliau melihat sisi-sisi keimanannya sebelum menelisiki sisi syahwat dan maksiatnya. Beliau tidak berburuk sangka pada siapa pun. Setiap orang beliau perlakukan seperti anak dan saudara. Beliau menghendaki kebaikan buat mereka, seperti beliau kehendaki untuk diri sendiri.
Pada zaman Rasulullah saw., seseorang terbiasa menenggak khamar. Suatu hari ketika mabuk karena minum khamar, ia diseret menghadap Rasulullah saw. Maka, beliau perintahkan orang itu dicambuk.
Beberapa hari kemudian, orang itu minum lagi. Untuk kedua kali ia diseret dan dicambuk lagi.
Beberapa hari kemudian, orang itu diseret karena ketahuan minum lagi. Maka, ia pun dicambuk kembali. Ketika orang itu hendak pulang, salah seorang sahabat berkata, "Semoga Allah melaknatnya, karena ia terlampau sering diseret kemari."
Rasulullah menoleh ke arah orang itu. Raut wajah beliau berubah. Beliau bersabda padanya, "Ianganlah engkau melaknatnya. Demi Allah, engkau tidak tahu bahwa ia mencintai Allah dan Rasul-Nya." (HR. Al-Bukhari & Muslim)
Jadi, jika engkau berinteraksi dengan orang lain, berusahalah untuk bersikap adil. Sebutkan kebaikan yang dimiliki orang itu.
Buat orang itu merasa bahwa keburukan yang dilakukan tidak sampai membuatmu melupakan kebaikannya. Cara seperti ini membuatnya tetap dekat denganmu.
Oleh: Dr. Muhammad Al-Arifi/Nikmati Hidupmu