Ketika ada orang tua dengan penghasilan pas-pasan dan sedang mempersiapkan dana pendidikan untuk anak kelak. Kira-kira apa saja jang harus diperhatikan saat menyiapkan dana pendidikan anak? Lalu, instrumen investasi apa yang paling menguntungkan?
Pendidikan anak merupakan salah satu aspek penting dalam kebutuhan daruriyab maqasbid syariah (tujuan syariah), yang terdiri dari bifzuddin (menjaga agama), bifzunafs (menjaga jiwa), bifzul'aql (menjaga intelektualitas), bifzunasb (menjaga keturunan), dan bifzulmaal (menjaga harta). Anak juga merupakan investasi kita untuk akhirat dengan pahala yang terus mengalir meski kita telah meninggalkan dunia, melalui doa-doanya. Dengan demikian, kita perlu mempersiapkan pendidikan anak.
Pertama, pendidikan formal, yaitu pendidikan dasar 12 tahun. Biaya yang dibutuhkan di antaranya, Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) jika swasta atau tanpa SPP jika negeri, dengan rentang waktu setiap bulan. Kemudian uang pembangunan yang biasanya ditagihkan pada saat pendaftaran di setiap jenjang pendidikan SD-SMP-SMA atau 6-3- 3 tahun. Kemudian dilanjutkan jenjang pendidikan tinggi tingkat sarjana untuk rentang waktu normal selama 4 tahun. jika ingin dilanjutkan pada pendidikan lebih privilege ke tingkat pascasarjana, boleh juga direncanakan untuk rentang waktu 1-2 tahun bagi tingkat master, dan 3-4 tahun bagi tingkat doktoral.
Kedua, pendidikan informal, yaitu pendidikan tambahan untuk mengembangkan potensi soft skill anak. Pendidikan yang biasanya diikuti meliputi pendidikan agama (mengaji, TPA), Pendidikan seni dan olahraga, pendidikan bahasa, serta pendidikan lain yang bisa meningkatkan soft skill anak kita.
Instrumen Investasi Pendidikan Anak
Ada beberapa alternatif instrumen investasi yang dapat dipertimbangkan untuk pendidikan anak di atas :
1. Tabungan pendidikan
Tabungan pendidikan dapat digunakan untuk cadangan biaya pendidikan rutin di masa mendatang, mengingat nominal setor per bulan yang cenderung rendah dibandingkan instrumen keuangan lainnya, tetapi biasanya dilengkapi asuransi. Tabungan pendidikan ini dapat dimanfaatkan untuk pengeluaran bulanan anak ketika memasuki pendidikan tinggi.
2. Tabungan berjangka
Tabungan berjangka dapat direncanakan untuk pembayaran uang SPP dan pembangunan di setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Kontribusi setor minimal yang relatif besar dan sifatnya yang baru bisa diambil jika sudah mencapai jatuh tempo, maka cocok untuk menahan kita untuk tergoda mengambil dana pendidikan.
3. Asuransi pendidikan
Asuransi pendidikan perlu ditelusuri kesesuaian dengan tujuan kita, banyak juga yang memaralelkan investasi dengan unit link, sehingga kita akan mendapatkan manfaat selain asuransi, melainkan juga hasil investasi.
4. Reksa dana
Reksa dana dapat digunakan juga untuk investasi dana pendidikan melalui top up rutin setiap bulan, seperti menabung, dengan syarat kita dapat menahan untuk tidak segera mencairkan hingga waktu yang dibutuhkan untuk mendanai pendidikan anak.
5. Saham
Seperti reksa dana, saham juga perlu dipertimbangkan terkait pencairan dana, kita perlu menahan untuk jangka menengah hingga panjang, sampai waktu yang dibutuhkan untuk mendanai pendidikan anak.
Besaran Investasi Pendidikan Anak
Besaran yang kita sisihkan adalah sekitar 10 persen dari gaji setiap bulan untuk instrumen investasi yang relatif berisiko tinggi (saham, reksa dana bertumbuh), dan hingga 25 persen untuk risiko yang lebih rendah (tabungan, asuransi, reksa dana tetap dan campuran). Perhitungan lain adalah kita menargetkan di mana kita akan menyekolahkan anak, dan survei biaya yang dibutuhkan. Lalu perhitungkan, setiap bulan kita harus menyisihkan berapa persen dari penghasilan kita.
Perlu diperhatikan juga, libatkan pasangan atau orang lain seperti manajer investasi pada setiap keputusan investasi pendidikan anak yang diambil. Untuk pendidikan informal, kita dapat merencanakan untuk menyisihkan setiap bulan sebesar 5 persen dari penghasilan. Baik pendidikan tersebut disediakan oleh internal keluarga maupun menyewa personel berkompeten, keduanya perlu dipertimbangkan mengingat jika disediakan interna1 keluarga maka kedekatan emosional antarpersonel akan semakin dekat dan bisa lebih hemat.
Oleh : Dr. laily Dwi Arsyianti Konsultan Keuangan Dosen IPB University
Sumber : Majalah Keluarga Hadila Edisi 186
Foto : pexels-pixabay