Makna Dan Keutamaan Puasa Tasua Dan Puasa Asyura Dalam Meneladani Sunnah Rasulullah

Bulan Muharram adalah salah satu bulan mulia dalam Islam, dan di dalamnya terdapat dua hari yang sangat dianjurkan untuk berpuasa, yaitu Puasa Tasua dan Puasa Asyura. Rasulullah SAW memberikan perhatian khusus terhadap kedua puasa ini karena mengandung makna sejarah dan spiritual yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, keutamaan, dan bagaimana puasa ini menjadi salah satu bentuk nyata dalam meneladani sunnah Rasulullah SAW.

1. Sejarah dan Hikmah Puasa Tasua dan Puasa Asyura dalam Tradisi Islam

Puasa Tasua dan Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Asal-usulnya bermula ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan mendapati kaum Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram sebagai bentuk syukur atas kemenangan Nabi Musa AS atas Firaun. Rasulullah SAW pun bersabda:

"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sejak itu, beliau berpuasa pada hari Asyura dan menganjurkan umat Islam untuk berpuasa. Kemudian, beliau juga menganjurkan untuk menambah satu hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram (Tasua), agar berbeda dari kaum Yahudi dan menunjukkan identitas keislaman yang khas. Inilah yang menjadi dasar disyariatkannya Puasa Tasua dan Puasa Asyura.

2. Keutamaan dan Manfaat Spiritual dari Puasa Tasua dan Puasa Asyura

Puasa Tasua dan Puasa Asyura memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam. Salah satu keutamaannya disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW:

“Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Pahala besar ini menjadi motivasi kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa tersebut dengan penuh keikhlasan. Selain menghapus dosa, puasa ini juga menjadi bentuk latihan pengendalian diri, menumbuhkan rasa syukur, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Secara spiritual, puasa ini adalah momen untuk muhasabah, memperkuat keimanan, serta mempererat hubungan dengan sejarah perjuangan para nabi. Momentum ini sangat tepat untuk memperbaiki kualitas ibadah dan kehidupan ruhani.

3. Meneladani Rasulullah Melalui Amalan Puasa Tasua dan Puasa Asyura

Menjalankan Puasa Tasua dan Puasa Asyura adalah bentuk nyata dalam meneladani sunnah Rasulullah SAW. Rasulullah tidak hanya menganjurkan, tetapi juga rutin melakukannya sebagai bagian dari ibadah pribadi beliau. Dengan menunaikan puasa ini, umat Islam diajak untuk menunjukkan loyalitas kepada ajaran Nabi dan menjaga warisan spiritual Islam yang penuh makna.

Puasa ini juga menjadi pengingat bahwa ibadah bukan sekadar kewajiban, melainkan jalan untuk mengikuti jejak para nabi dalam perjuangan menegakkan tauhid, keikhlasan, dan keteguhan iman di tengah tantangan kehidupan.

Yuk, Hidupkan Sunnah Rasulullah dengan Puasa Tasua dan Puasa Asyura!

Mari jadikan momentum Muharram ini untuk memperkuat komitmen kita terhadap sunnah Rasulullah SAW. Dengan menunaikan Puasa Tasua dan Puasa Asyura, kita tidak hanya mendapatkan pahala besar, tetapi juga ikut serta dalam menjaga semangat keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Kunjungi www.solopeduli.com untuk mengetahui lebih banyak informasi seputar program dakwah, sosial, dan keislaman yang bisa Anda dukung bersama kami.