Keutamaan Amal Shalih di Awal Dzulhijjah

 

Takterasa, kita telah berada di awal bulan Dzulhijjah. Bulan yang agung dan mulia. Bulan di mana puncak ibadah haji dilakukan. Pada bulan ini pula, Allah Subhanahu Wata'ala mensyariatkan ‘Idul Adha sebagai hari raya ummat Islam.

Di hari raya ini, Allah Subhanahu Wata'ala mensyariatkan ibadah Qurban dalam rangka mensyukuri nikmat yang Allah Subhanahu Wata'ala berikan kepada kita dan mengenang ketaatan Nabi Ibrahim as dan Ismail as terhadap perintah Allah Subhanahu Wata'ala. Sebuah ketaatan yang luar biasa yang patut kita contoh dan teladani.

Merupakan suatu nikmat dan anugerah besar dari Allah yang telah menyediakan moment tertentu untuk beramal shalih, di mana pada moment ini Allah Subhanahu Wata'ala sangat mencintai amal shalih dan memberi balasan pahala yang besar dan berlipat ganda terhadap amal shalih tersebut. Di antara moment tersebut yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sejak hari pertama Dzulhijjah sampai dengan hari kesepuluh Dzulhijjah.

Pada hari-hari ini kita digalakkan untuk melakukan amal shalih, seperti berinfak atau bershadaqah, puasa sunnat, shalat sunnat, membaca al-Quran, dan sebagainya.

Adapun keutamaan hari-hari ini adalah Allah Subhanahu Wata'ala sangat mencintai amal-amal shalih pada pada hari-hari tersebut dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

Rasullullah bersabda: "Tiada hari-hari yang amal shalih di dalamnya paling dicintai oleh Allah dari pada hari-hari itu." Yakni sepuluh hari itu (di bulan Dzulhijjah). Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?. Beliau menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali dengan membawa sedikitpun dari semua itu."(HR. Bukhari).

Imam Nawawi memasukkan hadits ini di dalam kitabnya Riyadhush Shalihin dengan memberi judul "Bab: Keutamaan Puasa dan Sebagainya pada Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah".

Keutamaan amal shalih pada waktu tersebut memang kurang populer dalam masyarakat Indonesia. Karena  hadits ini jarang diamalkan dan disosialisasikan.

Namun di negara Islam lainnya seperti Arab Saudi, Mesir, Yaman, Qatar, Suriah dan lainnya, hadits ini cukup populer dan selalu disosialisasikan menjelang atau awal Dzulhijjah melalui khutbah, ceramah, taushiah dan tulisan. Yang jelas, hadits tersebut kurang disosialisasikan oleh para da'i, penceramah dan ulama di Indonesia, sehingga masyarakat tidak  mengetahuinya dan bahkan tidak pernah mendengar keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijjah, meskipun hadits ini shahih dan tercantum dalam kitab hadits "Shahih Bukhari". Anehnya, hadits-hadits dhaif(lemah) dan maudhu'(palsu), justru lebih populer dan diamalkan oleh masyarakat kita daripada hadits shahih. Fenomena seperti ini akibat kurangnya pemahaman agama, khususnya terhadap hadits atau sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam.

Terlepas dari persoalan itu, yang jelas hari-hari ini adalah moment yang cukup bernilai untuk mendapakkan ridha dan cinta Allah Subhanahu Wata'ala serta untuk menambah tabungan pahala sebagai persiapan diri dalam menghadapi hari Hisab(perhitungan amal) pada hari Kiamat nanti.

Mengingat kesempatan emas ini sangat terbatas, maka sangat disayangkan bila hari-hari penuh kebaikan dan keberkahan ini dilewatkan begitu saja, tanpa ada usaha maksimal untuk meraih keutamaan yang Allah Swt sediakan padanya.*/bersambung .. empat amalan shalih bulan Dzulhijjah

Banyak amal shalih yang dapat kita lakukan pada hari-hari ini, di antaranya yaitu:

Pertama;Berinfak di jalan Allah

Tidak diragukan lagi bahwa berinfak dan bersedekah merupakan amal shalih yang dicintai Allah. Terlebih lagi bila dilakukan pada hari-hari ini (sepuluh hari awal Dzulhijjah). Banyak ayat Al-Quran yang menggalakkan dan menjelaskan keutamaan berinfak. Di antaranya; Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada diri mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS: Al-Baqarah: 274).

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman;

????? ?????? ??????? ?????? ??????? ??? ??????? ???? ????? ??? ???? ??? ??? ????? ??? ?? ??????

"Dan apa saja yang kamu nafkahkan (dijalan Allah), maka pahalanya itu untuk kalian sendiri…"(QS: Al-Baqarah: 272).

Begitu pula banyak hadits-hadits Nabi. Di antaranya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersabda,"Allah berfirman: "berinfaklah wahai anak cucu adam, niscaya kamu akan mendapatkan gantinya."(HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah bersabda, "Setiap hari, dua malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa, "Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang lain berdoa, "Ya Allah, hilangkan harta orang yang menolak infak."(HR.Bukhari dan Muslim).

Menolong saudara seiman yang sedang menderita adalah suatu kewajiban bagi umat Islam. Oleh karena itu, kita wajib memiliki rasa peduli dan solidaritas terhadap penderitaaan yang dialami oleh kaum muslimin di berbagai belahan dunia seperti Palestina, Suriah, Iraq, Afghanistan, Afrika, Burma, dan lainnya. Kepeduliaan dan solidaritas kita merupakan bukti keimanan dan ukhuwah kita. Rasul bersabda, "Allah menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya."(HR. Muslim).

Rasulullah juga bersabda, "Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya."(HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua;Melakukan Puasa-puasa Sunnah

Di antara puasa-puasa sunnat yang dapat dilakukan pada hari-hari yang mulia dan berkah ini adalah puasa Nabi Daud (puasa sehari dan berbuka sehari), puasa Senin dan Kamis, dan puasa Arafah.

Mengenai keutamaan puasa Nabi Daud, Rasulullah bersabda, "Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Daud dan shalat yang paling dicintai disisi Allah adalah shalatnya Daud. Ia tidur setengah malam dan bangun pada sepertiganya kemudian tidur pada seperenamnya, dan dia puasa sehari dan berbuka sehari."(HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun keutamaan puasa Arafah bagi orang yang tidak berhaji pada tanggal 9 Dzulhijjah adalah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan yang akan datang, berdasarkan sabda Nabi saw ketika ditanya tentang puasa Arafah, maka beliau menjawab, "Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan yang masih tersisa."(HR. Muslim).

Ketiga;Melaksanakan Shalat-shalat Sunnah

Di antara berbagai nikmat Allah Swt adalah ditetapkannya bagi para hamba-Nya shalat tambahan (shalat sunnat) selain shalat fardhu untuk menyempurnakan shalat fardhu. Karena shalat fardhu kita tidak lepas dari kekurangan. Ibarat ban yang bocor halus, bila shalat fardhu kita ada kekurangan atau tidak baik, maka shalat sunnah merupakan penambal dan penutup kekurangan atau kebocoran tersebut. Maka pada hari-hari ini kita sangat dianjurkan melakukan shalat-shalat sunnat seperti shalat sunnat rawatib dan ghair rawatib, dhuha, shalat dua rakaat setelah wudhu, tahiyatul masjid tahajjud, witir dan shalat hari raya Idul Adha.

Keutamaan shalat sunnat Rawatib (shalat sunnat yang selalu dikerjakan oleh Rasululullah saw yang mengiringi shalat fardhu) yaitu dua belas rakaat dalam sehari semalam; empat rakaat sebelum Zuhur dengan salam setiap setelah dua rakaat, dua rakaat setelah Zhuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya dan dua rakaat sebelum shalat Shubuh. Keutamaan shalat Rawatib adalah dibangunkan sebuah rumah di surga, berdasarkan sabda Rasulullah: "Tiada seorang hamba muslim menunaikan shalat karena Allah ta'ala dalam setiap hari dua belas rakaat sebagai shalat sunnah bukan shalat fardhu, melainkan Allah membangunkan baginya sebuah rumah di dalam surga."(HR. Muslim).

Keutamaan shalat sunnat Dhuha adalah pahalanya senilai dengan sedekah, berdasarkan sabda Rasulullah: "Pada pagi hari setiap persendian salah seorang di antara kalian berkewajiban bersedakah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, perintah kepada kebaikan adalah sedekah, larangan dari kemungkaran adalah sedekah, semua itu cukup digantikan dua raka'at shalat dhuha."(HR. Muslim).

Mengenai keutamaan shalat sunat setelah wudhu, Rasulullah bersabda kepada Bilal, "Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang paling kamu harapkan akan mendapatkan pahala, yang telah kamu kerjakan sejak masuk Islam, karena aku benar-benar mendengar suara terompahmu di surga." Bilal menjawab, "Tidak ada amalan yang paling aku harapkan pahalanya kecuali setiap kali selesai berwudhu, baik di waktu siang maupun malam, aku melakukan shalat sunnah semampuku."(HR. Bukhari dan Muslim).

Keutamaan shalat sunnat fajar (sebelum shubuh) adalah pahalanya lebih baik dari dunia dan isinya (HR. Muslim).

Adapun shalat sunnat Hari Raya Idul Adha, Rasulullah saw selalu melakukan shalat sunnat ini dan memerintahkannya.

Keempat;Senantiasa Membaca al-Quran

Membaca Al-Quran merupakan kewajiban setiap muslim. Banyak sekali keutamaan orang yang membaca Al-Quran, di antaranya yaitu; Pertama: mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari Kiamat (HR. Muslim). Kedua, orang yang mempelajari Al-Qura'n dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik. (HR. Bukhari). Ketiga, orang yang pandai membaca Al-Qur'an dimasukkan ke dalam surga bersama para malaikat yang suci. Sedangkan orang yang membaca terbata-bata (belum pandai), maka ia akan diberi dua pahala. (HR. Bukhari & Muslim). Keempat, orang yang membaca dan mendengar Al-Qur'an akan mendapatkan sakinah, rahmat, doa malaikat dan pujian dari Allah. (HR. Muslim). Kelima, mendapat pahala yang berlipat ganda yaitu setiap huruf yang dibaca dihitung satu pahala dan satu pahala itu dilipat gandakankan menjadi sepuluh ganda. (HR. At-Tirmizi), dan sebagainya.

Demikianlah di antara berbagai amal shalih yang dapat kita lakukan pada hari-hari sepuluh pertama Dzulhijjah yang mulia dan berkah ini. Mengingat keutamaannya tersebut, maka sudah sepatutnya kita memperbanyak amal shalih sesuai dengan petunjuk (sunnah) Nabi Shallalhu ‘alaihi Wassallam.

Tujuannya adalah agar kita mendapat ridha dan kecintaan dari Allah dan serta menambah pahala  kita untuk persiapan menhadapi hari Hisab kelak. Allah Subhanahu Wata'ala sangat mencintai amal-amal shalih pada hari-hari yang mulia ini melebihi hari-hari lainnya. Semoga Allah Subhanahu Wata'ala menerima amal shalih kita. Amiin ya rabbal ‘alamiin!*

Oleh: Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA. Ketua umum Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) provinsi Aceh, Kandidat Doktor Fiqh & Ushul Fiqh International Islamic University Malaysia (IIUM) dan Dosen UIN Ar-Raniry

SUmber: hidayatullah.com