TEMAN CURHAT ISTIMEWA

Seiring bertambahnya usia anak, masalah mereka hadapi pun makin kompleks. Mereka membutuhkan referensi, tempat bertanya, tempat curhat atas semua masalah yang dihadapi.

Jika masalah tersebut terkait pelajaran sekolah, tentu tidak masalah bertanya pada guru atau kakak tingkat. Namun, jika masalahnya bersifat private, dibutuhkan tempat curhat yang aman untuk anak, yaitu orangtuanya.

Banyak anak remaja kita secara bebas dan vulgar curhat di media sosial, sementara teman-teman dunia mayanya tidak semua baik. Di saat yang sama orangtuanya cuek dengan masalah dan bahaya yang sedang mengintai anak. Orangtua baru kaget saat anaknya sudah terjerumus jauh ke pergaulan bebas.

Menurut riset John Hopkins University: remaja-remaja yang memiliki kesempatan berbicara pada orantuanya sendiri ternyata memiliki daya tahan mental lebih baik terhadap pengaruh lingkungan.

Sering kita jumpai, orangtua lebih mudah mengingat kapan mulai bicara (menceramahi) anak, karena hampir tiap hari hal tersebut terjadi. Di sisi lain mayoritas orangtua kesulitan mengingat kapan anaknya mau memulai bicara (curhat) kepadanya, karena hal tersebut jarang terjadi. Kebanyakan orangtua lebhih sering menceramahi anak, daripada mendengar curhatan anak. Inilah kenapa anak-anak merasa tidak nyaman curhat pada orangtuanya, merasa orangtuanya kurang asyik diajak curhat, sehingga akhirnya anak-anak tidak mau curhat pada orantuanya.

Mayoritas orangtua secara tidak sadar selalu mendominasi dalam berbagai kesempatan komunikasi dengan anak. Padahal seorang anak terkadang hanya membutuhkan teman untuk mendengar curhatnya. Betapa kita juga sering mengalaminya, saat ada masalah kemudian curhat pada orang lain, meski orang yang bersedia mendengarkan curhat tersebut tidak memberikan solusi apa pun,  namun perasaan kita jadi plong, seolah beban berat yang menggelayuti pikiran berhari-hari sudah lepas.

Menjadi teman curhat istimewa bagi anak memang agak sulit bagi yang belum biasa, membutuhkan latihan dan kesabaran. Namun, jika frekuensi sudah sama, komunikasi sudah terjalin baik, anak sudah nyaman, tanpa diminta pun anak sudah terbuka untuk curhat.

Mendidik anak dengan dialog (curhat), ternyata sudah dicontohkan di dalam Al Quran. Setidaknya terdapat 17 dialog (berdasarkan tema) antara orangtua dengan anak, tersebar di 9 surat. Dari 17 dialog tersebut,  14 dialog antara ayah dengan anaknya, 2 dialog antara ibu dan anaknya, 1 dialog antara kedua orangtua dengan anaknya.

Oleh : Supomo, S.S