JANGAN BERSEDIH SAAT TERTIMPA KESULITAN

Kesulitan-kesulitan itu, sebenarnya, akan menguatkan hati, menghapuskan dosa, menghapuskan rasa ujub dan menguburkan rasa sombong.

Kesulitan-kesulitan itu; akan meluruhkan kelalaian, menyalakan lentera dzikir, menarik empati sesama, menjadi do'a yang dipanjatkan oleh orang-orang yang salih, merupakan wujud ketundukan kepada Allah SWT, sebuah penyerahan diri kepada Dzat Yang Esa, sebuah peringatan dini, sebuah upaya untuk menghidupkan dzikir.

Upaya untuk menjaga hati dengan bersabar, merupakan persiapan untuk menghadap Allah SWT, dan sebuah sentilan untuk tidak cenderung pada dunia, merasa aman dan tenang dengannya. Karena kelembutan yang tersembunyi itu jauh lebih besar, dosa yang ditutupi itu jauh lebih besar, dan kesalahan yang dima'afkan juga jauh lebih besar.

Jangan bersedih, karena kesedihan hanya akan membuatmu lemah dalam beribadah, membuatmu malas untuk berjihad, membuatmu putus harapan, menggiringmu untuk berburuk sangka, dan menenggelamkanmu ke dalam pesimisme.

Jangan bersedih, sebab rasa sedih dan gundah adalah akar penyakit jiwa, sumber penyakit syaraf, penghancur jiwa, dan penebar keraguan dan kebingungan.

Jangan bersedih, karena ada al-Qur'an, ada do'a, ada sholat, ada sedekah, ada perbuatan baik dan banyak peluang amal yang memberikan manfa'at.

Jangan bersedih, dan jangan pernah menyerah kepada kesedihan dengan tidak melakukan aktivitas. Shalatlah ... bertasbihlah ... bacalah ... menulislah ... bekerjalah ... terimalah tamu ... bersilaturrahmilah ... dan merenunglah.

Allah berfirman,

"Dan, Rabb-mu berfirman: 'Berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu." (QS. Al-Mu'min:60).

(Ditulis ulang dari buku "La Tahzan" karya Dr. 'Aidh al-Qarni)