Wanita Shalihah yang Membuka Pintu Hidayah

Oleh: Asmawati


Hidayah adalah anugerah terindah dari Sang Pencipta. Namun, hidayah tak datang tiba-tiba. Ada penyebab yang mengundangnya datang. Upaya mencari kebenaran adalah sebab utama. Tak dapat dimungkiri, seseorang bisa pula punya andil atas turunnya hidayah dalam hati.

Betapa gusar Umar bin Khattab saat mengetahui adik perempuan serta suaminya telah memeluk Islam. Padahal seluruh pendudik tahu betapa bencinya Umar pada Islam dan Rasulullah. Didobraknya pintu sang adik, Fatimah binti Khattab, dengan kemarahan yang meluap. Seketika Fatimah dan suaminya Said bin Zaid, menyembunyikan mushaf yang tengah mereka baca. Tak ayal, keduanya mengalami kekerasan dari Umar. Namun, Umar terhenti saat melihat darah mengucur di wajah adiknya.

Lantas is memaksa Fatimah menyerahkan mushaf yang tadi dibacanya. "Kau tidak boleh menyentuh mushaf ini selama engkau musyrik. Mandilah dulu, baru kau bisa membacanya," bentak Fatimah yang langsung dituruti Umar.

Setelah bersih, Umar membaca mushaf yang berisi surat Thaha ayat 1-8 tersebut. Tergetar hati Umar atas keindahan isinya. Seketika hatinya terbuka, dan ia minta diantarkan ke hadapan Rasulullah untuk menyatakan keislamannya. Kemudian ia menjadi pembela Islam di barisa terdepan.

Dengan cara berbeda, Ummu Sulaim binti Milhan pun menjadi penyebab keislaman Abu Thalhah. Ibunda Anas bin Malik ini telah menemukan kebenaran dalam Islam dan tak akan pernah mau melepaskannya. Kala itu ia sudah menjanda. Ketika Abu Thalhah, yang masih musyrik, datang melamarnya, Ummu Sulaim berkata, "Jika engkau bersedia masuk Islam, maka aku bersedia menikah denganmu. Aku tak mengharapkan mas kawin apapun selain keislamanmu." Dialog tentang Islam pun terjadi dan semua keraguan Abu Thalhah pada Islam dijawab dengan baik oleh Ummu Sulaim. Akhirnya Abu Thalhah memeluk Islam dan menikahi Ummu Sulaim. Abu Thalhah pun termasuk pembela Islam dan Rasulullah yang utama.

Lalu ada Salma binti Khasafah, istri Sa'ad bin Abi Waqqash, yang membebaskan seorang tahanan bernama Abu Mihjan untuk membantu pasukan muslimin melawan pasukan Persia. Abu Mihjan dipenjara karena kegemarannya minum khamar. Namun, tekadnya amat kuat untuk ikut berjihad. Ia berjanji akan kembali ke penjara usai berperang. Salma sempat bimbang, tapi dilepaskannya juga Abu Mihjan yang ternyata memang memberi kemenangan kepada pasuka muslimin dan ia menepati janjinya untuk kembali ke tahanan. Sa'ad yang mengetahui hal ini akhirnya membebaskan Abu Mihjan asalkan dia tidak minum khamar lagi. Sekali lagi Abu Mihjan menepati janjinya. Salmalah pembuka kesadaran itu.

Tentu saja, para wanita pemberiĀ  inspirasi adalah deretan wanita shalihah. Sosok mereka adalah inspirasi yang mencerahkan bagi lingkungan sekitarnya.

Sumber: Majalah Ummi