Pulihkan Akses Air Bersih, SOLOPEDULI Bangun Sumur Dalam Dan Mesin Air Bagi Warga Serta Sekolah Terdampak Banjir Di Bireuen

SOLOPEDULI melaksanakan pembangunan sumur dalam dan menyalurkan mesin air (sanyo) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat terdampak banjir di Desa Lapang Timu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, pada Senin (29/12/2025). Program ini dihadirkan sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis air bersih yang masih dirasakan warga pascabencana banjir.

Pembangunan sumur dalam tersebut dilakukan di lingkungan Yayasan Khairul Ummah, lembaga pendidikan yang menaungi PAUD, Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, hingga SDIT Khairul Ummah. Lokasi ini dipilih karena berada di tengah permukiman warga dan menjadi salah satu fasilitas umum yang selama ini turut dimanfaatkan masyarakat sekitar, sehingga keberadaan sumber air bersih di lokasi tersebut diharapkan dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat.

dok.humas: SDIT Khairul Ummah yang masih terendam lumpur

Krisis air bersih pascabanjir menjadi persoalan krusial di wilayah Bireuen. Banjir tidak hanya merendam rumah dan fasilitas umum, tetapi juga mencemari sumur-sumur warga dengan lumpur tebal. Kondisi tersebut menyebabkan akses air bersih menjadi sangat terbatas, sementara kebutuhan air untuk mandi, mencuci, memasak, dan berwudu terus meningkat seiring upaya warga memulihkan kehidupan sehari-hari.

Sebagai langkah awal penanganan, sebelum pembangunan sumur dalam dilakukan, SOLOPEDULI telah lebih dahulu menyalurkan bantuan tandon air bekerja sama dengan Solo Square. Bantuan tersebut ditempatkan di Masjid Nurul Huda, Desa Blang Guron, sebagai solusi darurat untuk membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih sementara, khususnya untuk aktivitas ibadah dan kebutuhan harian pascabanjir.

Sementara itu, kondisi lingkungan di Desa Lapang Timu, termasuk area SDIT Khairul Ummah, mengalami kerusakan cukup parah akibat banjir lumpur. Air banjir bercampur lumpur sempat menggenangi ruang kelas hingga setinggi pinggang orang dewasa, merusak buku pelajaran, peralatan sekolah, serta mencemari sumber air yang ada. Sekolah yang menampung sekitar 275 siswa tersebut hingga kini belum sepenuhnya kembali beroperasi.

dok.humas: Kondisi sekolahan yang masih berserakan barang-barang pasca banjir

Irvan, relawan SOLOPEDULI yang meninjau langsung lokasi pembangunan, menyampaikan, “Pembangunan sumur dalam di lingkungan Yayasan Khairul Ummah diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas. Selain menunjang kembali aktivitas pendidikan, sumur dalam ini juga dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber air bersih yang lebih aman dan layak digunakan.”

Hal senada disampaikan Chief Program Officer SOLOPEDULI, Megawati Nurjannah. Ia menjelaskan bahwa pembangunan sumur dalam dan pemasangan mesin air merupakan respons atas mahalnya dan sulitnya akses air bersih di wilayah terdampak banjir. 

“Kami berupaya menghadirkan solusi yang berkelanjutan agar masyarakat tidak terus bergantung pada bantuan air bersih sementara,” ujarnya.

Dengan pengeboran hingga lapisan tanah yang lebih dalam, sumur dalam ini diharapkan mampu menghasilkan air yang lebih jernih serta terlindung dari pencemaran lumpur banjir. Keberadaannya menjadi penopang penting dalam proses pemulihan warga, sekaligus mendukung kembali aktivitas pendidikan, ibadah, dan kehidupan sosial masyarakat Bireuen.

Melalui pembangunan sumur dalam dan penyaluran mesin air ini, SOLOPEDULI meneguhkan komitmennya untuk menghadirkan bantuan kemanusiaan yang tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga berdampak jangka panjang bagi masyarakat terdampak bencana.(snk)