Terhimpit Ekonomi, Keluarga Ummu Aisyah Tinggal Di Bekas Kandang Ayam

Kartasura, YSPU – himpitan ekonomi yang dialami Ummu Aisyah  dan keluarga begitu sulit. Selain terlilit banyak hutang, kondisi suami yang sudah udzur serta menderita hernia dan vertigo membuatnya tidak bisa bekerja untuk menghidupi keluarga.

Sudah hampir tiga tahun keluarga Ummu Aisyah  tinggal di gubuk bekas kandang ayam yang disewanya dengan harga 1,5 juta per tahun. Ukuran rumahnya kecil, tidak ada dinding permanen, hanya bilik kayu dan triplek bekas yang menutupi rumah ini, atapnya sudah bocor dimana-mana. Bahkan sangat jelas terlihat jika posisi rumah ini sudah sangat miring.

Tidak ada perabot yang menonjol di rumah ini, bahkan untuk tidur saja harus ada salah satu anggota keluarga yang tidur di lantai karena tempat tidurnya kecil. Padahal lantai rumah ini masih tanah dan hanya ditutupi terpal bekas saja. Memang lantai rumah ini sengaja ditutup dengan terpal atau plastik bekas, selain agar tidak terlalu dingin, hal tersebut dilakukan agar kaos kaki ummu aisya tidak cepat kotor, sehingga ia masih bisa memakai kaos kaki di dalam rumah, mengingat banyak lubang di rumahnya, sehingga ia harus memastikan auratnya tertutup meski di dalam rumah. Di sini Ummu Aisyah  tinggal bersama putri bungsu dan suaminya.

TERLILIT BANYAK HUTANG

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 berdampak juga pada keluarga Ummu Aisyah . Dahulu suaminya adalah seorang kontraktor, namun usahanya jatuh dan meninggalkan hutang sebesar 10 juta rupiah kala itu. Tidak hanya itu, Ummu Aisyah  juga terjebak hutang dengan rentenir.

Siang itu Ummu Aisyah  datang ke kantor YSP. Ia sempat menunggu lama karena Ummu Aisyah  duduk di ruang tunggu klinik yang sedang ramai pasien. Melihat Ummu Aisyah  yang sedari tadi hanya duduk saja, salah satu karyawan menyapa dan menawarkan bantuan padanya, ia kemudian mengutarakan maksud kedatangannya.

Ummu Aisyah  segera diantar keruang tamu. Di sana ia mulai menceritakan kondisi yang dialaminya saat ini dengan berlinangan air mata. Tim YSP sempat terkejut tatkala Ummu Aisyah  menyuguhkan kertas berisi nominal hutang yang ditanggungnya mencapai angka 14 juta lebih.

" Hampir tiap hari ada orang datang nagih hutang ke rumah. Ada yang baik-baik, tapi banyak juga yang sampai marah – marah. Kalau sudah gitu saya Cuma bisa diam. Kadang kalau lagi futur saya memilih menghindari mereka mas." Ungkapnya

Alhamdulillah berkat pertolongan Allah ada dermawan yang melunasi semua hutang Ummu Aisyah , namun ia terpaksa berhutang lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, mengingat sang suami sudah tidak sanggup bekerja lagi. Saat ini ia masih menanggung hutang sebanyak Rp. 570.000,00

SERING TIDAK MAKAN

Keadaan ekonomi yang amat lemah di tambah tidak ada penghasilan sama sekali membuat keluarga Ummu Aisyah  sering tidak memukan sesuap nasi untuk dimakan. Beruntung masih ada sanak kerabat yang mau membantunya. Meski bantuan tersebut hanya kadang kala saja, namun Ummu Aisyah  tetap bersyukur.

Ia menyadari betul kondisi saudaranya yang juga membutuhkan banyak biaya mengingat ibunda mereka yang sedang menderita sakit dan harus menjalani tindakan operasi. Karena tidak bisa membantu secara finansial Ummu Aisyah  yang selama ini merawat ibunya saat masih dirumah sakit sampai sekarang.

"Ibu saya sakit ginjal dan harus dioperasi. Dua bulan yang lalu baru menjalani operasi pertama sedang operasi yang kedua menunggu enam bulan pasca operasi pertama. Alhamdulillah ada kartu BPJS jadi biaya operasinya gratis, tapi masih harus menebus biaya obat yang harganya mencapai 5 juta rupiah." Tuturnya.

Menurut  relawan YSP yang melakukan survay ke lokasi, dalam kondisi ekonomi yang sulit dan butuh biaya pengobatan suami dan ibunya, Ummu Aisyah  susah bangkit dari keterpurukan jika tidak ada suntikan dana.

INGIN BERJUALAN BAKSO BAKAR

Kepada tim solo peduli, Ummu Aisyah  menyampaikan keinginannya untuk berjualan bakso bakar di kediaman ibunya. Ia berharap mendapat penghasilan sekaligus bisa merawat ibunya. Namun keinginannya terkendala modal yang cukup besar.

" Saya ingin usaha bakso bakar, kebetulan tanggal 29 maret besuk ada pasar malam di daerah tempat tinggal ibu. Kalau bisa, saya ingin jualan pas hari itu." Ujarnya

Mendengar penuturan Ummu Aisyah , tim solo peduli pun berusaha menyediakan keperluan berjualan Ummu Aisyah . Alhamdulillah pada hari senin, 30 maret 2015 tim solo peduli bisa bersilaturahim ke kediaman ibunda Ummu Aisyah  di daerah gumpang, kartasura sekaligus menyerahkan bantuan berupa peralatan berjualan bakso bakar dan makanan ringan.

Dengan suara serak dan mata yang berkaca-kaca Ummu Aisyah  berterima kasih kepada tim YSP. Tak lupa ia berdoa agar tim ysp dan semua pihak yang membantunya mendapat balasan yang sepadan dari Allah atau dengan yang lebih baik.

Tim YSP berterimakasih kepada donatur yang mempecayakan donasinya kepada Yayasan Solo Peduli, semoga kebaikan donatur yang budiman menjadi wasilah pertolongan Allah kepada kita.

????????? ??? ?????? ????????? ??? ????? ????????? ??? ?????? ???????

"Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya." (HR. Muslim no. 2699).

Dari Ibnu ‘Umar, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

?????? ????? ??? ??????? ??????? ????? ??????? ??? ?????????

"Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya." (HR. Bukhari no. 6951 dan Muslim no. 2580).

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

??????? ???????? ????? ??????? ???????? ???????????? ????????? , ????????? ??????????? ????? ??????? ???????? ??????? ?????????? ????? ???????? , ???? ???????? ?????? ???????? , ???? ??????? ?????? ??????? , ???? ???????? ?????? ?????? , ??????? ???????? ???? ???? ??? ??????? ??????? ??????? ???? ???? ?????????? ??? ????? ??????????? ??????? ???????? ???????????? ???????

"Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri'tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh." (HR. Thabrani di dalam Al Mu'jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasansebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami' no. 176).