Solopeduli.org, Solo- Hampir setengah tahun Yatno berjuang melawan penyakit TBC yang dideritanya. Penyakit yang disebabkan infeksi virus tersebut tak hanya membuatnya kesulitan bernafas, tapi juga membuat paru-paru sebelah kanannya berkali-kali menyusut (kempis).
Awalnya ia hanya merasakan sesak dan sedikit batuk, namun karena tak kunjung sembuh, keluarga berinisiatif membawanya ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter menyatakan kalau paru-paru sebelah kanan Yatno mengecil akibat kegagalan fungsi menyerap oksigen, itulah alasan kenapa ia kesulitan bernafas.
Lebih ironis lagi, Yatno juga divonis menderita TBC. Akibatnya, selama sepekan ia harus mejalani perawatan di salah satu rumah sakit di Sukoharjo. Beruntung Yatno terdaftar sebagai peserta Jamkesmas, sehingga tidak harus direpotkan dengan biaya rumah sakit.
Sehari-hari Yatno bekerja sebagai buruh serabutan, seringnya ia membantu di proyek sebagai tukang batu. Namun semenjak sakit, ia tidak bekerja. Istrinya juga tidak memiliki pekerjaan, ia merawat suami dan anak kedua mereka. Sedangkan anak pertama di asuh oleh kakeknya di Sragen.
Saat ini Yatno tinggal di sebuah gubug bekas kandang ayam yang sudah tidak digunakan lagi. Lokasinya tepat di bawah rel kereta api desa Pucang Sawit, Jebres. Ukuran rumah itu hanya 1x5 meter. Selain sempit, atap rumah itu juga ada beberapa lubang. Bisa dipastikan jika musim penghujan tiba, air akan mudah masuk ke dalam rumah.
Jumat (14/8), tim Solopeduli yang mendapat informasiĀ dari takmir masjid setempat, bergegas langsung mengunjungi Yatno di kediamannya. Bapak dua anak ini Nampak kurus, napasnya juga sering tersengal-sengal.
Ditemani sang istri, ia menceritakan perjuangannya melawan penyakit yang dideritanya.
"Dulu saya sempat dimasukkan selang ke sini (menunjuk dada samping kanan), kata dokter paru-paru saya mengecil. Setelah dokter bilang tidak apa-apa selangnya dicabut lagi dan saya di bolehkan pulang." Ujarnya sembari mengatur napas.
Setelah saya pulang, tak berapa lama saya sesek lagi. Terus saya dibawa ke rumah sakit lagi. Kali ini rumah sakit menganjurkan untuk operasi. Dokter berkata, kalau tidak dioperasi nanti saya sesek terus." Imbuhnya dengan nafas tersengal-sengal.
Tim kemudian memberikan donasi amanah dari donatur untuk biaya sehari-hari beliau. Ia berterima kasih kepada solopeduli khususnya kepada donatur yang telah membantunya.